PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

Cari Artikel Di Blog Ini

Jumat, 18 Mei 2012

Pengenalan PLC


1. Pengenalan PLC

Pada awalnya, sistem kontrol industri menggunakan cara konvensional yaitu dengan sistem sambungan menggunakan beberapa komponen seperti timer, relay, counter dan kontaktor. Generasi selanjutnya, sistem kontrol industri sudah menggunakan mikroprocessor dengan bahasa pemograman assembler. PLC pertama kali digunakan pada tahun 1968-an, yaitu pada saat tuntutan automatisasi industri semakin besar. 
Perusahaan yang pertama kali merealisasikan kriteria rancangan PLC adalah General Motors ( GM ), meskipun hanya berupa sekuensial kontrol, tidak seperti PLC yang dikenal sekarang, mampu untuk menangani pengendalian proses – proses yang kompleks, seperti temperatur, posisi, tekanan, aliran. Bahkan modul – modul dengan kemampuan yang telah dikembangkan lebih lanjut. Secara definisi, Programmable Logic Controller ( PLC ) adalah suatu rangkaian micro controller yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu CPU, Memory, Data Register, Internal relay, Input / Output Counter dan Timer yang terintegrasi dalam satu perangkat.


1.1 Alasan penggunaan PLC dalam industri :
- Penghematan komponen seperti timer, relay dan counter.

- Tidak memerlukan pekerjaan wiring kabel yang rumit.

- Kecepatan respon yang tinggi dan efisinesi.

- Mudah untuk modifikasi system.

- Dapat digunakan untuk system yang kompleks ( MMI atau HMI ) dan dapat di komunikasikan antar PLC

1.2 Cara kerja PLC :

Untuk dapat menggunakan PLC, cukup dengan menghubungkan sensor pada bagian input device PLC dan alat – alat yang dikontrol pada bagian output device PLC. Kemudian program yang ada dalam PLC akan memproses data dari masukan input device PLC dan outputnya akan bekerja sesuai dengan program yang dibuat dan tersimpan di dalam memory PLC. 
Peralatan input dapat berupa sensor photo-elektrik, push button dan panel kontrol, limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal yang dapat diterima PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang menggerakkan lampu indikator, relay yang menyalakan motor atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC. 
Selain itu, PLC juga menggunakan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus seperti : logika, pewaktuan, sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin atau proses melalui modul – modul I/O baik analog maupun digital.

1.3 Cara memprogram PLC 

PLC dapat diprogram dengan dua cara yaitu dengan menggunakan Console Programmer atau dengan menggunakan Personal Computer melalui software khusus. Metoda programnya menggunakan program yang berbentuk Ladder , Function Plan atau Statement List.

1.4 Diagram Blok dan bagian – bagian Dasar PLC


Sebagai perangkat pengendali proses, PLC mempunyai bagian – bagian penting yang mendukung unjuk kerja sistemnya. Bagian – bagian itu adalah: 

a. CPU
b. Memory
c. Peralatan I/O
d. Power Supply

A. Central Processing Unit ( CPU )
CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua pengoperasian dalam PLC, melaksanakan program yang disimpan di dalam memori. 

B. Memory

Memori yang terdapat pada PLC berfungsi untuk menyimpan program dan memberikan lokasi-lokasi dimana hasil – hasil perhitungan dapat disimpan di dalamnya. 

C. Input/Output

Setiap input/output memiliki alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat program untuk memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam program. 

D. Power Supply

PLC tidak akan beroperasi apabila tidak ada supply daya listrik. Power Supply merubah tegangan input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh PLC. Dengan kata lain, sebuah supply daya listrik mengkonversikan supply daya PLN (220 V) ke daya yang dibutuhkan CPU atau modul input/output. 

E. Program Device

Alat pemogram untuk menulis dan memonitor program dalam PLC Seperti Komputer dan Programming Console

1.5 Peralatan Input dan Output


1.6 Keuntungan – keuntungan menggunakan PLC

  1. Implementasi proyek lebih singkat 
  2. Modifikasi lebih mudah tanpa tambahan biaya 
  3. Biaya proyek dapat dikalkulasi tepat 
  4. Training lebih cepat 
  5. Desain dapat diubah dengan mudah melalui software. 
  6. Perubahan dan penambahan spesifikasi dapat dilakukan pula melalui software 
  7. Rentang besar untuk kontrol aplikasi 
  8. Perawatan mudah Indikator input dan output mempercepat dan mempermudah proses troubleshooting 
  9. Kehandalannya tinggi 
  10. Kontrol hardware-nya standar 
  11. Mampu bekerja pada lingkungan yang sulit Beroperasi secara normal dalam kondisi temperatur, humidity, fluktuasi tegangan,dan noise yang berat. PLC mempunyai kehandalan tinggi dibandingkan sistem konvensional.